Diposkan pada Daily

Duo-Publisher

Sudah masuk tahun 2013, namun banyak peristiwa di 2012 yang terlewat untuk saya share. Mengawali tahun 2013, saya coba share kreasi saya dan mas Bowo rekan kerja saya yang kebetulan berkesempatan berkolaborasi sebagai tim publikasi kegiatan di kantor kami. Dengan kemampuan yang terbatas (soalnya ga mahir-mahir amat menggunakan photoshop hehe), kami berdua mencoba mengkreasikan publikasi maupun spanduk/backdrop kegiatan tsb. Berikut saya coba share kreasi kami, siapa tau memberikan ide bagi teman-teman yang sedang membuat desain publikasi.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Diposkan pada Music

To God Be the Glory

Sepenggal kenangan bermusik bersama Binhot Nababan sewaktu mendiami rumah Lamping semasa kuliah (4 tahun silam). Mencoba merekam dengan equipment seadanya dan memainkan apa adanya. hehe.

Diposkan pada Music

Darah Ibu Pertiwi

Darah Ibu Pertiwi (Do=C)

Composed by. Widy Taruko & Patar Sitorus

Sung by. Widy Taruko

Saat kecil teringat menapak t’lanjang kaki
Berlari dengan ringan dikecerian senja
Seolah hidup hanya sehari saja
Mentari esok kan kembali
Seolah dunia tak bersuara
Damainya neg’ri Indonesia

Jalan kecil berlubang iring sawah terbentang
Ramai di kaki bukit berjajar bagai benteng
Pesisir sungai bening air menderu
Bersaing dengan kicau burung
Di dalam hatiku terlukis indah
Tanah neg’riku, neg’ri tercinta Indonesia

Refrain:
Betapa kubersyukur
Darah ibu pertiwi
Mengalir di nadi
Sungguh kucintai

Kuberdoa untukmu
Agar kau tetap setia
Mengalirkan mimpi
Dan juga harapan

Seolah Engkau tak ‘kan berubah
Oleh hempasan zaman
Kutetap bersyukur kar’na mu

Lagu ini bercerita mengenai kenangan seseorang akan masa kecilnya dimana dia sungguh bahagia menikmati indah dan damainya Indonesia. Dia sangat bersyukur karena terlahir sebagai anak Indonesia. Dia sungguh mencintai Ibu Pertiwinya. Dia berharap dan berdoa agar di masa mendatang tanah negerinya terus menjadi tanah indah dan damai yang mengalirkan mimpi dan juga harapan.

Diposkan pada Music

Indonesia Baru

Indonesia Baru (Do=A)

Composed & Sung by. Widy Taruko

Indonesiaku
Neg’ri kaya nan elok
Subur makmur tak terukur

Indonesiaku
Gugusan pulau-pulau
Indah memikat memukau

Namun kini langitku tak biru
Hujan badai bergelombang menyapu dan menderu
Berjuanglah dengan tanpa jemu
Yakinlah pasti mampu

Refrain:
Merah putih berkibarlah
Kuberjuang tak lelah
Kuingin Indonesiaku
Kuingin neg’riku maju
Hai muda-mudi bersatu
Indonesia
Indonesia Baru

Yaaa. Hari ini adalah hari peringatan Sumpah Pemuda ke-84. Lagu di atas adalah lagu special yang sengaja dibuat untuk peringatan Sumpah Pemuda hari ini. Lagu ini bercerita tentang Indonesia yang memiliki potensi yang luar biasa dimana Indonesia merupakan negara yang kaya dan indah. Namun sayang, kondisi yang ada pada saat ini, kekayaan dan keindahan itu belum mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju. Banyak “PR” yang mesti kita bereskan. Lagu ini mengajak pemuda dan pemudi untuk mau berjuang dengan tak jemu. Karena saya yakin, dengan semangat yang teguh dan tak kenal lelah, pada akhirnya nanti kita mampu membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, Indonesia Baru.

Diposkan pada Reflection

Pikulan Pisang

Ah, pagi ini saya sampai di kantor dengan perasaan menyesal. Sewaktu saya menunggu angkot di jalan untuk berangkat ke kantor pagi ini, lewat seorang bapak tua membawa 2 buah keranjang dalam pikulan. Bapak itu sudah tua, berjalan dengan sangat lambat (baca sekali lagi : sangat lambat). Sewaktu bapak tua itu lewat di depan saya, tampak keranjang yang dipikulnya adalah dagangan buah pisang. Selain buah pisang, ada tas plastik/kresek dan neonapacin di dalamnya. Ah, bukannya itu obat sesak nafas pikir saya. Untuk apa, tanya saya dalam hati. Bapak tua itu terus berjalan. Lambat namun pasti langkahnya terus menjauh dari saya. Sekian detik sempat berpikir, kenapa bapak tua itu masih bekerja, sepatutnya saat ini dia menikmati masa tuanya. Hal baik apa yang bisa saya lakukan untuk bapak tua itu. Sempat berpikir, ingin membeli buah pisangnya kemudian membawanya ke kantor untuk teman-teman saya di kantor. Namun situasi terburu-buru berangkat ke kantor dan rasa malas/enggan melangkahkan kaki mengejar si bapak tua walaupun jaraknya hanya beberapa belas meter membuat saya hanya berdiri di tempat melihat si bapak tua terus berjalan pelan menjauhi saya. Di saat saya masih berpikir, angkot pun datang. Saya melangkah menaikinya. Angkot pun berjalan dengan kencang. Ketika jarak sudah cukup jauh dan tidak memungkinkan balik lagi, baru saya berkata dalam hati, saya ingin membelinya, kenapa tidak saya beli buah pisangnya, hal yang sangat simple tapi akan sangat membantu si bapak tua. Ah, Widy, begitu banyaknya pertimbanganmu ketika mau memberi/menolong seseorang. Padahal memberi/menolong itu juga suatu kesempatan. Tidak setiap saat kita punya kesempatan untuk bisa memberi/menolong seseorang. Makanya ketika kesempatan itu datang dan kita mampu memberi, berilah tanpa berpikir a, b, dan c atau bahkan sampai z. Semoga saya bisa belajar akan hal ini.

Diposkan pada Daily

Ruta’s Hope

ImageRuta’s Hope. Demikianlah saya dan istri menyebutnya. Ruta’s Hope adalah sebuah celengan kodok. Ruta’s Hope merupakan singkatan dari Rudangta & Taruko’s Hope yang berarti harapannya Rudangta & Taruko. Ini merupakan harapan kami. Kami berharap, kami dapat memberikan sesuatu hal yang baik walau kecil untuk Indonesia. Ya, kami coba mengumpulkan sedikit demi sedikit setiap kembalian (uang logam pecahan Rp. 500 dan Rp. 1.000) yang kami dapatkan dari toko maupun ketika kami naik angkot.

Hari minggu kemarin, Ruta’s Hope tidak mampu lagi menampung pecahan uang logam yang ada. Ruta’s Hope penuh dan siap dikeluarkan isi perutnya. Resmilah kami melakukan operasi perut Ruta’s Hope. Lumayan ternyata, Rp. 348.000 keluar dari perut si Ruta’s Hope. Kami sudah punya rencana akan diapakan uang itu. Ya, yang jelas untuk suatu hal yang baik untuk Indonesia.

Diposkan pada Reflection

Tempe dan Cabe Rawit

image

Sore ini, selepas pulang kantor, saya menyempatkan diri untuk jalan-jalan di daerah Pasar Minggu untuk membeli tempe dan cabe rawit. Ya, tempe dan cabe rawit adalah bahan dasar untuk membuat “uleg-uleg”, makanan favorit saya sejak kecil. Bagi yang belum pernah mencicipinya, saya kasih sedikit bocoran, “uleg-uleg” adalah masakan berbahan dasar tempe yang diuleg dengan cabe rawit dan bumbu dasar, rasanya pedes maknyoss.
Ada kejadian menarik ketika saya membeli tempe di Pasar Minggu. Saya bertanya kepada penjualnya, “berapa harga 1 potong panjang tempe ini Bu?” Si penjual menjawab, “Rp. 3.000,-“. Wah, sangat murah menurut saya harga Rp. 3.000,- untuk 1 potong besar tempe berbentuk memanjang, mengingat hari minggu lalu saya baru saja membeli 1 potong kecil tempe seharga Rp. 4.000,- yang ukurannya tidak ada setengah dari tempe yang akan saya beli. Langsung saja saya bayar tempenya tanpa menawar-nawar. Yang menarik, di kala saya mengambil uang Rp. 3.000,- untuk dibayarkan, tiba-tiba datang seorang Ibu hendak membeli tempe juga. Si Ibu langsung menawar kepada si penjual. Dan terjadilah tawar menawar harga. Tidak ada yang salah memang dari peristiwa tersebut. Namun yang menjadi bahan perenungan kita bersama adalah betapa kita sering kali lebih  menyayangi si kaya dari pada si miskin. Kita dapat dengan mudah tanpa pikir panjang membeli sepotong pakaian seharga Rp. 300.000,- di mall. Namun di lain pihak, kita dapat dengan tega menawar habis-habisan barang yang dijual pedagang kecil, yang menjual barangnya dengan harga hanya sekian ribu rupiah. Tak jarang perdebatan rela dilakukan demi menurunkan harga sekian ratus rupiah. Apakah kita bangga ketika dapat membeli tempe atau cabe yang mampu kita tawar dengan harga yang sangat murah? Apakah kita senang ketika pedagang emperan itu hanya mendapat untung kecil ketika barang dagangannya dijual dengan sangat murah? Apakah kita menjadi kaya raya ketika mampu menawar dan berhemat sekian ratus rupiah? Seharusnya, jawabannya adalah tidak.

Diposkan pada Daily

Bhineka Tunggal Ika? Masih dan terus dunk..

Masih teringat pemberitaan di telivisi dan surat kabar mengenai pencabutan IMB suatu tempat ibadah di Bogor, dimana salah satu alasannya adalah nama jalan yang karena identik dengan salah satu agama sehingga tidak boleh dibangun tempat ibadah dari agama lain di sepanjang jalan tersebut. Itu baru nama jalan, bagaimana jika dibangun bersebelahan. Agama seperti menjadi suatu hal yang sensitif.

Pemandangan lain justru saya lihat ketika saya melakukan perjalanan dinas ke Sulawesi, ke salah satu Unit Bisnis perusahaan tempat saya bekerja. Di kompleks perumahan milik perusahaan tempat saya bekerja tersebut berdiri 4 tempat ibadah dari agama yang berbeda yang jaraknya berdekatan satu sama lain (cukup menghentakan kaki “beberapa” langkah). Ya, masjid, gereja protestan, pura, dan gereja katholik bersahabat. Hati saya bersukacita dan menjadi tenang. Tidak seperti pemberitaan yang sering saya dengar, lagi-lagi saya mendapatkan bukti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berusaha terus menghargai keberagamannya.

Berikut adalah gambar yang sempat saya abadikan :

Masjid Jami Nurul Iman

Gereja Protestan Sultra (Gepsultra)

Pura Giri Bhuwana

Gereja Katholik

Diposkan pada Daily

Bentor

Bentor (becak motor), oleh-oleh saya dari perjalanan dinas ke daerah Halmahera Timur pekan lalu. Ndak banyak yang mau saya katakan. Becak mewah, tarif murah, keren atas bawah, mengantar dari omah ke omah, enak kali ya kalau naik sambil makan blewah. hehe. 😀

Diposkan pada Culinary

Bebek Sinjay

Minggu lalu saya dan seorang rekan kerja saya mendapat tugas dinas ke daerah Gresik dan Surabaya. Sebelum pulang, kami menyempatkan diri menyeberang menikmati jembatan Suramadu, sekaligus “mengintip” Madura. Untuk menyeberang, kami diharuskan merogoh kocek Rp. 60.000,- untuk biaya tol pulang-pergi. Berdasarkan rekomendasi dari sang driver yang menemani kami, kami dihantarnya berwisata kuliner Bebek Sinjay. Menurut sang driver, bebek Sinjay tersohor di daerah Jawa Timur. Saat kami tiba di lokasi yang dituju, kami cukup kaget melihat lokasi parkiran yang begitu ramai. Kami diarahkan oleh tukang parkirnya menuju parkir belakang. Di situ berjajar sekitar 20-30 mobil (ada 2 sisi parkiran dengan sekitar 10-15 mobil di masing-masing sisi). Sebelum masuk, saya pribadi sempat bertanya-tanya, seperti apa di dalam hingga banyak orang berbondong-bondong ke tempat ini.

Bagi para pecinta pedas dan penggemar masakan berbahan dasar bebek, bebek Sinjay patut dicoba. Sekilas dari penampakannya, bebek Sinjay tampak “biasa saja”, yaitu masakan bebek yang dihidangkan di atas piring dengan hiasan/pelengkap potongan mentimun dan daun kemangi. Namun ketika coba disantap, seeeppz mantap. Sambalnya yang berupa sambal pencit (sambal dengan irisan mangga muda) punya cita rasa pedas yang khas. Dagingnya cukup empuk dan nasinya juga cukup pulen, menjadi penambah nikmat ketika disantap. Kami hanya mengeluarkan uang sebesar Rp. 45.000,- untuk 3 porsi bebek Sinjay dan 3 botol air mineral. Patokan harga yang cukup murah. Konon per hari, warung makan ini mampu menghabiskan minimal  500 ekor bebek atau setara dengan 4.000 porsi. Itu artinya omzetnya puluhan juta rupiah dalam waktu satu hari. Suatu pencapaian yang luar biasa untuk kategori bisnis penjualan masakan. Terhubungnya Madura dengan Surabaya nampaknya menjadi salah satu pemicu bebek Sinjay laris manis bak dirubung semut.

Hal unik yang akan kita lihat ketika mengunjungi bebek Sinjay adalah cara pemesanannya. Sebelum memesan menu, kita harus mengantri untuk mendapatkan nota pesanan sekaligus melakukan pembayaran tunai. Setelah itu kita baru bisa mengantri untuk menukar nota pesanan dengan bebek Sinjay. Memang cukup merepotkan. Tapi mungkin itulah salah satu kenikmatannya.

Soal cita rasa, layak diadu dengan bebek H. Slamet atau bebek Sangan Pak Ndut. Namun kalau dibandingkan dari pedasnya, bebek Sinjay masih kalah pedas dari bebek H. Slamet.

Bagi Sahabat yang berkunjung ke Surabaya, coba sempatkan diri untuk menyeberang jembatan Suramadu, mencicipi lezatnya bebek Sinjay. Agar kita tahu bahwa brand Madura ternyata bukan hanya sate dan besi rongsokan, tapi juga masakan bebek. 🙂

Diposkan pada Education

Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater

image

Siang ini saya berkesempatan berkunjung ke kampus ganesha. Berawal dari temu janji dengan rekan kerja (mengambil GPS untuk keperluan di lapangan), berlanjut dengan napak tilas di Sabuga. Ada pemandangan istimewa di Sabuga hari ini. Ya, hari ini merupakan hari wisuda bagi mahasiswa kampus ganesha. Momen ini tentu saja mengingatkan saya akan peristiwa serupa di tempat yang sama 3 tahun silam. Momen dimana mahasiswa mengukuhkan dirinya sebagai sarjana dan momen dimana orang tua berbahagia akan keberhasilan anaknya. Namun lebih dari itu, ini merupakan momen dimana kampus mengutus sarjananya untuk berkarya demi Tuhan, Bangsa, dan Almamaternya. Sebuah mandat yang besar. Kiranya sungguh sarjana baru dapat memaknai itu. Dan tidak hanya sarjana baru, alumni pun yang mungkin sudah tahunan dan bahkan belasan/puluhan tahun meninggalkan dunia kampus sudah sepatutnya untuk tetap mengingat dan memaknainya. Berikut adalah pengutusan sarjana kampus ganesha yang sering kita kenal dengan Janji Lulusan ITB :

Janji Lulusan ITB
Kami
Segenap lulusan
Institut Teknologi Bandung
Demi Ibu Pertiwi berjanji
Akan mengabdikan ilmu pengetahuan
Bagi kesejahteraan bangsa Indonesia
Perikemanusiaan dan perdamaian dunia
Kami berjanji akan mengabdikan
Segala kebajikan ilmu pengetahuan
Untuk menghantarkan bangsa Indonesia
Ke pintu gerbang masyarakat adil dan makmur
Yang berdasarkan pancasila
Kami berjanji akan tetap setia
Kepada watak pembangunan kesarjanaan Indonesia
Dan menjunjung tinggi susila sarjana,
Kejujuran serta keluhuran ilmu pengetahuan
Di manapun kami berada
Kami berjanji
Akan senantiasa menjunjung tinggi
Nama baik almamater kami
Institut Teknologi Bandung
Serta bangsa dan Negara kami
Republik Indonesia

Diposkan pada Reflection

Jas Merah

Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Sebuah ungkapan yang menarik mengingat hari ini adalah hari peringatan Sumpah Pemuda. Melihat tayangan berita di televisi siang ini mengenai hari peringatan Sumpah Pemuda, betapa banyak generasi muda yang lupa akan sejarah. Ironisnya justru ini terjadi di kalangan pelajar yang notabene mengecap pelajaran sejarah di sekolah. Saya bersyukur ketika mencoba mengingatnya, saya masih ingat semua isi Sumpah Pemuda dan juga tanggal-bulan-tahunnya. Semoga saya benar-benar mengingat sejarah dan memaknainya.

Sumpah Pemuda (Jakarta, 28 Oktober 1928)

  1. Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  2. Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putera dan puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Diposkan pada Sport

Jakarta Race 2011

Yesterday I participated at the Jakarta Race 2011. It is an annual program (charity and running) that started since six years ago. The background of this program is the commitment of the people in cancer prevention, education and counseling, and funding program for the treatment of unable patients through the Indonesian Cancer Foundation. At the Jakarta Race 2011, there are two route options that can be taken (5 km and 10 km). This event was attended by thousands of people (but I don’t know the exact number). Wew, woo, unexpected, there are Agni Pratistha, Sigi Wimala, and Melanie Putria who joined the event (we are together at the start line). Run, run, and run. A pleasure when the sweat dripping. After following the route, I finally reached the finish line, I immediately relax and enjoy snacks that is provided by the committee. After that, I enjoy the entertainment that is livened by Hedi Yunus, Yuke, Inong, Andi Rif, Nuckie, and Bubu-Giri.Here are some information about the Jakarta Race :

The History. The Charity Run began in 1981 when Isadore Sharp, Founder and CEO of made a corporate commitment to lead the charge against cancer. Since then , each year, there has been a run held at every Four Seasons Hotel & Resort around the world to raise funds for cancer research and finding cure. This commitment has no geographic boundaries and the sky is only limited by our dreams. This year Four Seasons will host runs at over 75 properties in 31 countries. This popular event is back and deserves the full support of the entire community that will also appeal to the hearts of runners everywhere. The challenge this year will be to raise the bar one notch higher and make it the best and friendliest fun run ever. All proceeds raised from JAKARTA RACE 2011 will be donated to Indonesian Cancer Foundation for direct patient support, cancer education and prevention.

Race for Society. The Indonesian Cancer Foundation is a non govermental organization (NGO) which depends on the support and assistance from the community and other cancer related institutions. Our goal is to achieve optimum cancer control throughout the country. The Indonesian Cancer Foundation’s mission is to reduce the burden of cancer patients to a minimum and to organize programs through community participation and cooperation with other cancer related institutions. Today, the ICF operates in all provinces of Indonesia.

Diposkan pada Fish

Indonesia Fisheries and OrnamentalFish 2011

Sabtu sore ini, saya menyempatkan diri untuk datang ke Indonesia Fisheries and OrnamentalFish 2011, sebuah pameran ikan hias serta produk dan teknologi perikanan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pengalaman yang menarik bagi saya karena dapat menambah pengetahuan akan ikan hias dan tentu saja dapat merefresh pikiran setelah seminggu bekerja. Dalam ruangan seluas 3.584 m2, terdapat stand-stand Dinas Kelautan & Perikanan dari berbagai propinsi di Indonesia yang memamerkan beragam jenis ikan hias. Dalam ruangan tersebut dipaparkan juga potensi sumber daya perikanan dan kelautan dari propinsi-propinsi di Indonesia. Kita juga bisa belajar lewat brosur-brosur yang diberikan bagaimana cara membudidayakan ikan seperti ikan cupang, ikan patin, ikan lele, dan lain sebagainya. Berbekal pocket camera, saya mencoba mendokumentasikan pameran ini. Berikut adalah gambar yang berhasil saya ambil ketika mampir di stand Dinas Kelautan dan Perikanan propinsi Irian Jaya yang menampilkan berbagai jenis ikan hias yang hidup di perairan utara Papua (Biak).

Masih ada kesempatan satu hari jika teman-teman tertarik untuk mengunjungi pameran ini karena pameran ini diselenggarakan dari tanggal 20-23 Oktober 2011. Teman-teman bisa datang langsung ke Balai Kartini Expo Center, Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.37 Jakarta.

Diposkan pada Reflection

Cermin yang Pecah

Robert Schuller dalam buku Kisah Kasih Allah bercerita tentang sebuah karya mozaik di istana kerajaan Teheran. Karya mozaik itu adalah salah satu karya terindah di dunia. Namun, siapa menduga bahwa mozaik itu terbuat dari sebuah cermin pecah. Mulanya, seorang arsitek memesan cermin dari Paris untuk dipasang di tembok istana. Ketika pesanan itu datang, alangkah kecewanya mereka karena cermin itu sudah pecah. Sang kontraktor bermaksud membuang pecahan cermin itu, tetapi si arsitek justru menggunakan pecahan-pecahan cermin itu untuk membuat mozaik indah yang terdiri dari serpihan kaca yang berwarna perak, berkilau, dan memendarkan cahaya.

Setiap kita pernah membuat kesalahan pada masa lalu. Bahkan mungkin, kita punya masa lalu yang begitu kelam. Mungkin kita merasa hidup kita sudah hancur. Namun, kisah di atas mengingatkan kita bahwa Tuhan sanggup mengubah hidup yang hancur sekalipun, menjadi baru. Seperti apa pun hidup kita, jika dibawa ke hadapan-Nya, akan diubah menjadi karya seni yang indah dan berharga.

Dikutip dari : e-Renungan Harian (13 Juli 2010)

Diposkan pada Civil Engineering

Base Isolation System

Gempa menjadi hal yang tak asing beberapa tahun belakangan ini (dari gempa di Jogja, gempa di Padang, sampai gempa di Jepang). Masalah gempa merupakan masalah yang terkait erat dengan bangunan. Banyak kerugian baik harta maupun nyawa ketika bangunan tidak mampu menjalankan fungsinya untuk melindungi. Oleh karena itu, diperlukan metode/rekayasa bangunan dalam mengatasi masalah gempa. Metode sebelumnya, orang mengurangi potensi bahaya gempa dengan membuat bangunan menjadi lebih kaku (rigid) dengan menambahkan dinding geser (shear walls). Ada pendekatan yang berbeda dalam menangani masalah gempa yaitu dengan mengisolasi struktur atas bangunan dari tanah untuk mengurangi kejutan rambatan gempa. Kita mengenal metode ini dengan sebutan base isolation system. Ide dasar dari base isolation system adalah dengan mengisolasi bangunan dari tanah.Base Isolation system sendiri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

  1. Mampu mengisolasi bangunan dari tanah.
  2. Mampu mendukung berat bangunan.
  3. Mampu meredam ayunan bangunan ketika gempa.
  4. Mampu mengembalikan bangunan ke posisi semula setelah gempa.

Berikut adalah perbandingan perilaku struktur bangunan antara struktur konvensional (conventional structure) dengan struktur yang terisolasi (base-isolated structure) :Pada gambar nampak struktur konvensional akan mengayun (terdeformasi) ketika terjadi gempa. Hal ini berbeda dengan struktur yang terisolasi dimana struktur bangunan tidak mengayun (relatif tidak terjadi perubahan bentuk). Walaupun metode ini sudah lama muncul, namun di Indonesia sendiri masih sangat jarang bangunan yang menggunakan metode ini. Berikut adalah contoh-contoh gedung yang menggunakan metode ini :

Diposkan pada Reflection

Batu Besar dan Batu Kecil

Ada hal menarik ketika saya tugas dinas ke lapangan bersama seorang senior geologist minggu lalu. Kami berdua (dengan ditemani 1 orang warga setempat) mencoba menapaki dari sisi ke sisi sungai kering yang mempunyai topografi relatif tidak rata dan cukup sulit untuk dilewati karena terdapat batu-batu besar. Pengalaman bertahun-tahun menjadikan sang bapak senior geologist mampu dengan mudah melewati rintangan-rintangan yang ada. Namun siapa sangka, ketika sore harinya kami berjalan melewati jalanan kebun teh yang cukup datar, sang bapak senior geologist tiba-tiba terjatuh. Batu kecil yang tertancap menonjol tidak lebih dari 1 cm ternyata mampu menjatuhkan bapak senior geologist. Ya, betul kata orang, bukan batu besar segunung yang membuat kita terjatuh. Namun justru batu kecil yang kita anggap remeh yang membuat kita terjatuh. Sama halnya dengan kehidupan kita, terkadang hal kecil yang kita anggap remeh justru mampu menghancurkan diri kita. Pasang mata dan berjalanlah dengan hati-hati kawan.

Diposkan pada Civil Engineering

Bridge

The bridge is an infrastructure that connects two sections separated by an obstacle (a river or a railroad or other obstacles). Based on the type of the structure, the bridge can be classified into several types, namely :

  1. Arch Bridge
  2. Suspension Bridge
  3. Cable Stayed Bridge
  4. Truss Bridge
  5. Cantilever Bridge
  6. Girder Bridge

Location and workload are the major considerations in determining the structure type.

Diposkan pada Daily

[SMS 4 Angka] Sang Pencuri Pulsa kah?

Beberapa bulan terakhir, saya sempat tidak sadar bahwa pulsa saya kerap hilang. Saya termasuk orang yang jarang mencheck saldo pulsa saya (berbeda dengan jaman kuliah yang sebentar-sebentar mencheck pulsa. hehe :D). Peristiwa ini berlangsung terus-menerus hingga akhirnya saya sadari beberapa waktu yang lalu setelah share dengan rekan kerja saya. Saya share sering merasa terganggu dengan sms-sms 4 angka yang menurut saya sangat tidak penting isinya. Usut punya usut, ternyata sms-sms 4 angka tersebut menyedot cepat pulsa saya karena tiap hari sms-sms tersebut “mewarnai” hari-hari saya. Sms-sms 4 angka seperti “mencuri” pulsa saya karena saya merasa tidak pernah mendaftar layanan sms 4 angka tersebut. Bagi teman-teman yang mengalami kasus serupa dan merasa tidak pernah mendaftar layanan sms 4 angka, link berikut mungkin cukup membantu apabila teman-teman mengalami kesulitan dalam meng-unreg layanan sms 4 angka tsb : http://aliefqu.wordpress.com/2011/04/28/cara-unreg-berbagai-sms-content-yang-mencuri-pulsa-anda/.

Namun ternyata ada juga layanan sms 4 angka yang tidak dengan mudah dapat di-unreg (sebagai contoh : layanan sms 4 angka dari Iguana). Apabila ada layanan-layanan demikian, saya punya jurus ampuh. Segera hubungi saja call center provider kita. Sebagai contoh, untuk provider Indosat (IM3 dan Mentari) dapat mengkontak nomor 100. Kita dapat meminta call center untuk membantu men-non-aktif-kan layanan tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat.